chat box


ShoutMix chat widget

Tuesday, March 16, 2010

SPONTAN, PLEASE..

Hari masih belum genap subuh ketika saya merasakan hajat buang air kecil begitu kuat. Segera kaki saya langkahkan ke arah kamar mandi, dan belum sempat saya melaksanakan hajat alami saya itu, saya sudah merasakan keluarnya air dari celah-celah daerah wanita saya. Haaaahh.. apa pula iniiii??? Kontan saya panik dan segera keluar dari kamar mandi, mencari dan membangunkan ibu saya yang masih tertidur lelap.. menceritakan dengan tergesa-gesa apa yang saya alami. Tak berapa lama.. rumah ibu sayapun langsung dihiasi kehebohan khas ibu saya.

Segera taksi dipanggil, tas2x segera disiapkan. Untunglah tas ini tinggal angkut saja karena semua sudah kami persiapkan jauh hari sebelumnya. Instruksi2xpun keluar dari mulut ibu saya pada adik semata wayang saya, dan setelah taksi datang.. tanpa ba-bi-bu kami segera cabut menuju rumah sakit.

Rumah sakit bersalin ini tergolong baru ketika itu, sehingga ketika saya datang, petugaspun sigap mengamankan saya menuju ruang bersalin. Pemeriksaan menyeluruh segera mereka lakukan, dokter yang menangani kehamilan sayapun sudah dikabari. Dan ketika itu, diketahui bahwa saya baru memulai bukaan 1. Whaatt??? Tapi karena ada rembesan air ketuban yang pagi buta tadi saya alami, maka kami memutuskan untuk observasi langsung di ruang bersalin itu.

Setiap satu jam sekali suster memeriksa berapa kemajuan bukaan saya, dan hingga 3 jam pertama, cuma bertambah menjadi bukaan 2. Pheewwhh.. hingga dokter yang dihubungi oleh suster memutuskan bahwa akan diambil tindakan induksi terhadap saya (yang sudah pasrah). Induksi itu apa.. baru dijelaskan kemudian oleh suster, bahwa induksi adalah sebuah tindakan dengan cara menyuntikkan atau bisa juga melalui infus obat untuk membuat perut kita berkonstraksi alias mules kalau kata orang awam. Okee.. mari kita coba, kata saya ketika itu. Tak lupa suster mengingatkan bahwa dengan induksi maka konstraksi akan 2x lebih kuat dari konstraksi alami, hingga sakit yang akan kita alami jg lebih menggigit..

Baiklaahh, semua cara agar si baby bisa keluar akan saya coba. Dan kalau bisa, spontan saja.. please..!!! Karena ketika itu kami tidak punya asuransi kesehatan yang bisa meng-cover biaya persalinan ini. Jadi semoga saja bayi saya bermurah hati untuk tidak ngeyel keluar lewat jalan tol.. pinta hati saya, juga doa saya pada Allah swt tentunya.

Oh iyaa.. ibu saya untung tidak melupakan ayah si bayi ini, alias pak J yang ditelepon dari Surabaya supaya segera pulang saat itu juga karena istrinya akan melahirkan untuk pertama kalinya. Okeeehh.. karena saya amat sangat takut, panik, dan kesakitan.. saya bersyukur keluarga saya mensuport saya secara langsung dalam ruang persalinan itu. Entah karena RS bersalin ini masih baru sehingga dalam ruang persalinan cuma saya seorang yang melahirkan, atau karena suster2x yang ada di situ baik2x semua sehingga total 6 orang budhe, bulik plus ibu saya sendiri berdiri mengelilingi ranjang persalinan saya.

Silih berganti mereka mengelus saya, memegang tangan saya yang dengan sukses saya remas2x ketika konstraksi lebih sering terasa. Hingga ketika konstraksi sudah benar2x dalam hitungan detik saja, pecahlah air ketuban saya dan diikuti dengan keinginan kuat untuk mengejan, tapi yang dicoba ditahan oleh suster karena dokter saya belum datang. Wadoooww, please deh suuuuusss... kepalanya udah mo ngerobek saya niiihhh. Hingga saya tersengal2x mencoba menahan keinginan mengejan yang begitu kuat.

Dan syukurlaahh ketika saya sudah tidak kuat lagi, khok yaa ndilalah dokter datang tepat pada waktunya. Beliau mendekati saya dan bilang.. "yaakk.. okee, udah keliatan tuh rambutnya.. ayuuukk, siaaapp... ngejan yaa.." yaelaahh doookk, udah dari tadi kaleee...
Ya sudahlah.. pokoknya dengan 2x tarik nafas dan mengejan.. lahirlah anak pertama saya.. RICO AGARIZKI EKOPUTRO pada hari Selasa tanggal 12 Februari 2000 tepat jam 17.50 waktu surabaya.. dengan sehat, selamat tanpa kurang apapun juga.. alhamdulillah..

Walau tanpa ditunggui oleh ayahnya dalam perjuangan antara hidup dan mati ini, tapi saya bersyukur segala sakit ketika konstraksi, sakit di-episiotomi (guntingan ke arah dubur untuk mencegah robek yang tidak karuan), sakit dijahit.. sirna sudah ketika melihat dan mendengar suara tangisnya pertama kali. Hingga saya sudah selesai dibenahi, sudah cantik kembali di bawa ke kamar, barulah pak J datang dari Jakarta. Ya sudahlaah paaahh.. mari kita saling mengucapkan selamat, cium dan peluk aku.. dan lihatlah anakmu sana...

foto: ultah mas Aga 1 tahun, di rumah eyang di Surabaya..

*mengingat kenangan mas Aga dengan penuh air mata.. hhmm, speechless*

2 comments:

felicity said...

Duh...jadi terharu.... kebayang perjuangan seorang ibu kala melahirkan.... Selamat ya Ik... you're a lucky woman indeed...

BTW, ultah mas Aga samaan dengan bokap gw... Beda tahun lah jelas... :D

CeNuk said...

makasih ya fel.. begitu ngerasain ngelahirin, jd tau deh gimana perjuangan nyokap gw dulu ngeluarin gw.. :D

sayang gw cuma kebagian nggedein mas Aga 2 tahun saja..

Post a Comment