chat box


ShoutMix chat widget

Monday, March 8, 2010

AKHIRNYA KITA BERPISAH JUGA..

Mungkin karena saya menyadari bahwa saya orang yang sentimentil, jadi semuanya serba dirasa dan pakai perasaan.. maka ketika saya kehilangan seseorang atau sesuatu yang menurut saya berharga dan mempunyai nilai historis yang tinggi, jadilah saya sedih, (agak) nangis bombay dan termangu-mangu (hyaahh.. malah lebayy..).

Ketika menikah di tahun 1999 dengan pak J, kami hanya bermodalkan cinta semata.. sehingga segala sesuatu harus kami dapatkan dengan cara yang luar biasa penuh perjuangan. Pun ketika membeli televisi 21 inch, baru bisa terealisasi di bulan ketiga kami menikah.. Jadi bisa dibayangkan sepinya rumah kontrakan kami tanpa hiburan apapun... (hhhmm.. tapi yah.. bisa melakukan hiburan lainlaahh.. :D).

Televisi 21 inch ini sudah menemani perjalanan kehidupan rumah tangga kami selama nyaris 11 tahun ini. Setia menemani kemanapun kaki kami melangkah menuju 4 kontrakan yang berbeda, hingga ke rumah milik kami sendiri sekarang ini. Menemani kami melewatkan pagi2x, siang2x, malam2x dengan hiburan yang bisa kami akses melalui televisi ataupun player VCD dan DVD.

Hingga akhirnya kami bisa membeli televisi yang lebih besar lagi, kami tetap setia dan tak berpaling dengan menjual televisi kenangan ini. Dia tetap kami tempatkan di tempat yang paling intim di rumah kami.. hyaaaa.. hehehe, kamar utama maksutee.. Menemani anak-anak kami menonton VCD kartun kegemaran mereka.

Beberapa bulan yang lalu televisi di kamar kami babak belur dibanting si Cembil hingga ngguling dari lemari tempatnya bertahta. Ketika itu televisi ini masih bisa berfungsi walaupun ada sesuatu yang aneh dengan warnanya.. Hhhmm, jadi agak bergradasi warna televisi kami ini. Tapi karena masih bisa dipakai, kita nikmati saja melihat sajian di televisi walau kita kehilangan warna asli dari masing2x tayangan.


Gambar: Televisi yang sudah berubah orientasi warnanya.. walau agak sakit mata kalau ngeliat.. tapi dinikmati ajalaahh..


Cembil memang benar-benar tak pernah kehabisan energi. Selalu suka nangkring di atas lemari tempat televisi ini berada. Mau kita sentil telinganya, mo kita ngomel2x sampe suara serak.. tuh bocah tetep aja bereksplorasi dengan kegiatannya yang (agak) nyleneh dan (pasti) membuat mamahnya ini darah tinggi.

Bolak-balik televisi ini babak belur di jatuhin Cembil dari atas lemari, hingga kemarin malam.. televisi ini terjungkal lagi ke bawah (entah sudah untuk yang keberapa kalinya).. dan akhirnya dia menyerah juga dengan keadaannya. Mungkin saja dia sudah mulai udzur dan tak lagi kuat menahan gempuran dari pihak luar.. hehehe... Sepertinya kalau dia bisa bicara, dia akan menjerit tubuhnya sudah teraniaya hingga gompel2x di sana-sini..

Gambar: Televisi yang sudah menyerah dari berbagai macam kejamnya kehidupan. Tombol paling kiri hilang ke arah dalam, sementara tombol volume dan program tak bisa digunakan lagi.


Hehehee.. postingan yang agak ecek2x yaaa... hhhmm.. buat mengenang televisi penuh kenangan nan membawa memori luar biasa. Akhirnya kita berpisah juga.. makasih sudah menemani kehidupan kami dengan penuh warna.. hihihi..

2 comments:

felicity said...

HAHA... Gw suka banget postingan ini...kisah tentang TV yang penuh memori dan kisah di sana...

BTW, berbahagialah dirimu karena masih bisa punya TV.... Hubby di sini sudah bertekad nggak bakalan mau punya TV... Haiyahhh...blom tau dia, nanti gw bakalan ngomporin anak2x buat minta papanya beli TV...:D

CeNuk said...

iyee.. basi bangets yee cerita tentang TV ini.. hehehee.. pegimane dunk tipi memori abisszz seehh....:(

btw juga, kenapa hubby gak mau punya TV? aahh.. tapi pasti banyak kegiatan lain yang bisa kalian lakukan.. hueehhehee.. :D

Post a Comment